Jumat, 02 Mei 2008

...di lain waktu... aku pernah merindukan seseorang lebih dari apapun, memilikinya ibarat pengejawantahan impian masa kecilku ; menjejakkan kaki pada putihnya awan di angkasa maha luas yg bagiku dulu seperti adukan es krim atau gulungan kembang gula, dimana aku bisa berlarian... berloncatan...

sambil sesekali meraupnya untuk dijejalkan ke mulutku dan itu rasanya manis, semanis saat kami sama-sama menyatakan kepedulian... dan disaat kami melewati waktu hanya berdua saja rasanya impian itu terulang lagi, aku dan semua organ yang ada di dalam tubuhku meruah berloncatan ke udara mengulangi mimpi itu... lagi dan lagi... tapi nyata-nyata ini bukan mimpi...
aku mengagumi kemandiriannya, kekayaan hatinya dan begitu dinamis hidupnya sehingga aku kadang lupa untuk sedetik saja berhenti mengingatnya, lupa untuk berhenti menanyakan kabarnya detik ini dan lupa untuk sejenak saja berhenti menyatakan sayang karena aku memang menyayangi segalanya, bukan hanya segala yg kukagumi, tapi sekaligus aku menyayangi apa yang kubenci darinya ; keras kepalaku yang ada padanya, amarah dan egonya... dan saat aku bisa meredam emosinya... rasanya mimpi itu terulang lagi... aku senang...
akhir tahun... pohon cemara menjulang di tengah ruang, lampu berkelap-kelip seolah menari di sekelilingnya dan kami menyadari bahwa hubungan kami tak kan pergi kemana-mana, ia teguh akan keyakinannya, begitupun aku kukuh akan keyakinanku, walaupun egoku mengatakan bahwa ia harus tetap disini dan ini bukan alasan untuk pergi, tapi ia ingin melanjutkan hidupnya demi masa depan...
esok hari di pagi beku aku dibangunkan oleh pesan singkat bahwa atas dasar keyakinan, hubungan kami sudah selayaknya diakhiri dan itu membuat awan-awanku berubah menjadi ladang lumpur dan aku terkoyak di dalamnya tak bisa menepi...
awal tahun... masih tersisa segala tentangnya, kupu-kupu jingga yang sengaja kucuri dari dinding kamar mandinya, harum tubuhnya... dan suaranya masih terngiang jelas mengingatkan aku akan mimpi masa kecilku lagi... aku tergolek di stasiun hatimu, mendengar kau memanggilku lagi... dan itu nyata, aku menghampirimu lagi, melepaskan kerinduan berdua... tapi bukan masa depan yang kudapat, ia hanya ingin mengulang masa lalu dan setelah itu kembali ia melanjutkan hidup tanpa aku... aku kecewa... kejadian ini bukan hanya sekali, tapi berkali-kali, bodohnya aku karena sangat menyayanginya dan sulit untuk meninggalkannya, sedangkan ia dengan mudah meninggalkanku dan aku kembali kecewa, mungkin ini pertanda aku harus berusaha berhenti mengharapkannya lagi...

0 komentar:

Trik-Tips Blog Trick Blog